Bakat itu Cuma Omong Kosong (kata Iklan)


Bakat cuma omong kosong? Oh yea??? Bakat gak sepenuhnya omong kosong, Cuk! Coba katakan itu pada Messi yang jelas berbakat di Sepakbola dan tanyakan mengapa Falcao pemain futsal tidak sukses di Sepakbola.

Apalagi ini yang bilang adalah iklan rokok. Merokok itu yang omong kosong! Iklan rokok aja kok dipercaya. Seorang tetap butuh bakat untuk bisa sukses. Sayangnya tidak semua orang sadar bakatnya apa dan ngerasa gak punya bakat. Banyak orang yang terlalu taken for granted atas hal yang dikuasai/diminatinya. Dan tidak, bakat bukan terbatas hanya pada hal-hal yang disebut bakat oleh industri hiburan di tv yang berbasis pertunjukan: nyanyi, nari, main alat musik, sulap, stand-up comedy, dll. Bakat bisa sesederhana: suara yang halus/tebal, wajah rupawan, badan yang tegap dan tinggi atau sehat. Oh, maaf, itu tidak sederhana ya? Tapi yaah, begitulah kira-kira.

Share:

5 komentar

  1. Kalau menurut saya, bakat itu dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang sudah dibawa sejak lahir. Jadi, bakat itu Minallah. Kalau dalam istilah Jawa disebut "gawan bayi". Kalau dalam istilah Betawi, "itu sudah dari sononya". Adapun kalau yang dimaksud ketika kita tidak pernah menyerah sedikitpun terhadap sesuatu itu namanya tekat. Jadi, bakat dan tekat itu berbeda.

    BalasHapus
  2. Terimakasih Ahmad, aku sepakat banget. Tapi "gawan bayi" ini pun perlu dilatih dan dipertajam terus menerus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda paham Bahasa Jawa? Semoga tayangan video berikut ini makin menguatkan argumentasi Anda terkait hakikat "bakat" versi iklan itu!(Dijamin puas)
      Saya tunggu tanggapan Anda setelah menonton tayangan video ini! :D
      https://www.youtube.com/watch?v=UsIpyZtHpDw

      Hapus
  3. Wahahaha, asyik ni. Cak Nun mah begawan sosial. Tapi gini, yang namanya "bakat" itu emang wahana bagi semua orang untuk mendefinisikannya. Jadi semua orang berhak untuk memaknainya sebagai apapun (termasuk si pengiklan). Aku sih sepakat sama Cak Nun. Kalau ada yang kurang adalah tempat dan waktu seseorang hidup. Misal kalau seorang terlahir di Somalia maka bakat seninya gak akan disadari dan disukuri. Malah dia bakal berharap berbakat nembakin senapan karena itu yang dibutuhkan.

    Btw, pemujaan terhadap kerja keras sebenarnya adalah bagian dari janji-janji kapitalisme akan datangnya kesuksesan dan kebahagiaan kalau kamu kerja keras. Tapi apa iya kerja keras menjamin sukses, itu yang jadi misteri.

    BalasHapus
  4. "ngono kui gayange arek-arek...gayane gen dijabut ilatmu kapok kon!"
    Saya pun juga sangat setuju dengan pendapat beliau. Okelah kalau begitu, Semoga Anda sukses selalu. Amin! :)

    BalasHapus