Bystander Effect to Banality of Evil


Baru beberapa hari lalu bersebaran kabar penyiksaan kepada calon anggota Mapala di sebuah kampus besar di Jogja. Lalu bertahun lalu ada juga kasus kekerasan serupa di sekolah pelayaran di Jakarta dan sebuah institut di Jatinangor. Semuanya berujung tewasnya mahasiswa. Sedih ya? Tapi kekerasan adalah hal yang rumit. Mari lihat tiga konsep yang kugambar di atas, konsep yang sesungguhnya berkaitan: bystander effect, banality of heroism, dan banality of evil. Bystander effect adalah situasi di mana orang hanya diam saja saat melihat terjadinya tindak kejahatan, karena bisa jadi tidak berani atau merasa itu bukan urusannya. Banality of heroism adalah ketika (segelintir) orang berani bertindak mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan orang lain (ini beda dengan altruism ya). Dan banality of evil ketika situasi memungkinkan siapapun bertindak brutal dan keji atas nama 'kebenaran' yang dianutnya. Yang terakhir ini yang mengerikan, karena mengandung sejumlah pembenaran atas tindakan kekerasan yang diambil oleh pelaku. Intinya setiap orang bisa jahat, bisa baik, bisa jadi menjadi yang paling jahat: hanya diam saja (become a bystander).

Share:

0 komentar